26 Aug 2010
JAKARTA - FT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) memproyeksikan nilai aset perseroan bisa mencapai Rp 1 triliun dalam waktu tiga tahun. Saat ini, aset perusahaan masih berada di angka Rp 100 miliar.
"Jangan lihat kami dari angka, sebab kami masih bayi. Kami hadir di Indonesia baru dua tahun. Namun, dalam waktu tiga tahun, kami yakin nilainya sudah triliunan." kata Chief Executive Of Beer Generali Edy Tuhirman kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.
Edy mengatakan, pertumbuhan aset utamanya ditunjang oleh bisnis asuransi jiwa yang bakal didominasi oleh produk asuransi plus investasi (unit linked). Menurut Edy, unit linked bakal menjadi kontributor terbesar seperti nalnya di induk usaha, yaitu Generali Group, yang bermarkas di Italia dengan nama Assicurazioni Generali S.pA
Dia menilai, pertumbuhan unit linkeddi Indonesia bisa digarap secara serius dan berpotensi bagus karena pasarnya masih sangat besar. Secara khusus, perusahaan meluncurkan produk IDare yang me-nyasar segmen konservatif. Dalam produk tersebut, nasabah diajak untuk berdisiplin dan berani melakukan cut loss serta take profit sesuai dengan portofolio yang telah ditentukan.
Produk ini diklainvnya merupakan unit linked pertama kalinya di Indonesia yang memiliki sistem re-balancing dan dimonitor setiap harinya. "Jadi, nasabah bisa mengatur portofolio investasinya melalui fasilitas autotrading. Produk unit linked yang dipasarkan melalui kanal bancassurance bersama Bank DBS Indonesia bakal menarik orang-orang yang membutuhkan pengaman dalam berinvestasi," tuturnya.
Edy mengatakan, pihaknya tidak ingin dikatakan bersaing dalam mengembangkan unit linked. Sebab, hingga kini masih ada dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp 2.000 triliun lebih di perbankan yang belum banyak digarap oleh bancassurance.
Dia menekankan, pihaknya mengikuti tradisi Grup Generali global yang memang kpnserva.tif. Sebanyak 80% investasi Genera* global ditempatkan di obligasi. Generali Indonesia, kata dia, juga hanya menempatkan investasinya di deposito dan obligasi. Perusahaan asuransi dengan peringkat 19 di dunia menurut Fortune 500 tersebut juga memiliki cara berbisnis dengan fokus di satu jenis produk terlebih dahulu.
Hingga Juni 2010, premi yang telah diraup mencapai Rp 43 miliar atau melonjak 290%. Tahun ini, pendapatan premi outstanding selama dua tahun ditargetkan mencapai Rp 600-700 miliar. Minimal, kata Edy, pendapatan premi terkecil yang bisa diraih di akhir tahun mencapai Rp 200-300 miliar. Perusahaan mengandalkan basis nasabah dari Bank DBS untuk mendongkrak pendapatan premi, (gre)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer